Bangka SelatanBabelhebatNasional-InternasionalPT Timah Tbk

PT Timah Lestarikan Laut Babel dan Riau lewat Terumbu Karang Buatan

PT Timah terus memperkuat komitmen pelestarian lingkungan laut melalui program reklamasi yang berkelanjutan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Salah satu strategi utama yang diterapkan perusahaan adalah penenggelaman terumbu karang buatan (artificial reef) untuk memulihkan ekosistem dan mendukung ekonomi nelayan lokal.

Program reklamasi laut PT Timah menjadi bagian dari tanggung jawab ekologis perusahaan sebagai anggota Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID). Kegiatan yang dilakukan mencakup transplantasi karang, pemasangan fish shelter, penanaman mangrove, restocking cumi dan kepiting bakau, pemantauan kualitas air laut, serta pembangunan struktur penahan abrasi.

BACA JUGA : PT Timah Gelar Webinar Kesehatan, Tekankan Pentingnya Ergonomi dan Kesejahteraan Karyawan

Data hingga 2024 mencatat PT Timah telah menenggelamkan 1.475 unit transplantasi karang, 3.105 unit fish shelter, 7.680 unit artificial reef dan 40.435 ekor cumi di-restocking di wilayah Bangka Belitung. Sementara di Kepulauan Riau, perusahaan menanam mangrove seluas 12,81 hektare, membangun 2.360 meter penahan abrasi, dan melakukan restocking 3.800 ekor kepiting bakau dalam kurun waktu 2017–2024.

Kolaborasi Multi Pihak dan Inovasi Skala Nasional

Program reklamasi ini dijalankan dengan dukungan dari kelompok nelayan, Yayasan Sayang Babel Kite, Pemerintah Daerah, dan POSSI Bangka Belitung. Ketua Yayasan Sayang Babel Kite, Indra Ambalika Syari, menyebut program reklamasi laut PT Timah sebagai yang pertama dan terintegrasi di Indonesia.

“Ini bisa menjadi acuan nasional, membuktikan bahwa reklamasi laut sudah layak menjadi kewajiban dalam industri tambang, bahkan bagi tambang darat,” kata Indra, yang juga Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung.

BACA JUGA : 300 Peserta Ramaikan Turnamen Riza–Debby Cup 2025

Indra menjelaskan, penenggelaman artificial reef tidak hanya membentuk habitat baru bagi biota laut, tetapi juga menciptakan fishing ground baru, bahkan berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata bahari seperti menyelam dan memancing.

1 2Laman berikutnya