Terdata Lebih dari 200 ODGJ di Bangka Selatan
Selama empat tahun terakhir atau sedari 2019 hingga 2022 terdata lebih dari 200 orang di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mengalami gangguan kejiwaan dengan status Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Data tersebut berdasarkan data yang dirangkum dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan (Pemkab Basel).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial PPPA Pemkab Basel, Sumindar menjelaskan, bahwa dinasnya selama empat tahun terakhir (2019-2022) telah menangani lebih dari 200 kasus ODGJ baik itu bergejala ringan, maupun berat. Bahkan, dalam pertahunnya mencapai puluhan kasus ODGJ yang harus ditangani untuk dilakukan perawatan dan pengobatan khusus di rumah sakit Sungailiat, Bangka.
“Pada tahun ini juga (2022) kita menangani 26 kasus, termasuk kasus ODGJ dengan inisial Ar yang sempat viral di media sosial,” kata Sumindar, Selasa (27/12). Baca juga: Banyak ODGJ di Bangka Selatan, Ini Cara RSUD Menanggulanginya
Menurutnya, penanganan ODGJ tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas sosial atau pemerintah, melainkan tugas bersama terutama dari pihak keluarga yang bersangkutan harus proaktif menanganinya. Karena, tujuan utama dari menangani ODGJ agar mereka bisa pulih kembali dan bekumpul bersama keluarga tercinta.
“Utamanya itu dukungan dari pihak keluarga, organisasi masyarakat atau organisasi sosial. Mengingat untuk menangani ODGJ ini adalah tugas kita bersama, setidaknya begitu kita melihat ada orang yang mengalami gangguan jiwa kita tidak ikut serta mengejeknya,” jelas Sumindar.
Diberitakan sebelumnya, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan, rencananya bakal melakukan penambahan dokter spesialis kejiwaan.
Penambahan tersebut terkait dengan banyaknya orang mengalami gangguan jiwa atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Negeri Beribu Pesona.
“Ya, kita (RSUD_red) akan melakukan penambahan dokter spesialis kejiwaan terkait dengan tingginya angka orang dengan gangguan jiwa di Bangka Selatan setiap tahunnya meningkat,” ujar Direktur RSUD Bangka Selatan, dr Muhammad Fauzan kepada wartawan, Senin (26/12/2022).
Dijelaskan Fauzan, penambahan dokter spesialis kejiwaan tersebut sebagai langkah tepat untuk menanggulangi atau mengimbangi angka ODGJ. Hal tersebut berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan agar dapat diterapkan oleh RSUD ke depannya.
“Berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan maka kami akan menjalin kerja sama dengan dokter spesialis, dokter kesehatan jiwa untuk mengatasi permasalahan ini,” kata Fauzan.
Menurutnya, besar kemungkinan pada tahun 2023 mendatang, pihaknya akan menjalankan layanan unggulan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
“Dan mungkin kita ke depan juga mempunyai layanan unggulan. RSUD Bangka Selatan menyediakan fisioterapi dan rehabilitasi medik untuk di tahun 2023,” jelas Fauzan.
Karena itu, Fauzan berharap pada tahun 2023 program yang dicanangkannya tersebut berdasarkan aturan serta regulasi dapat berjalan sesuai dengan harapan.
“Insya Allah, anggarannya sudah tersedia dan tahun 2023 sudah bisa menjalankan program itu,” tuturnya.