KAWASAN Pesisir Pantai Nek Aji Toboali yang dipusatkan sebagai alun-alun atau taman kota oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, kini terlihat kumuh dan semrawut bahkan sebagian dari bangunan telah luluh lantak.

Kondisi seperti ini sangatlah disayangkan, mengingat sumber duit ‘anggaran’ yang digunakan sebelumnya untuk pengerjaan proyek kawasan ini bersumber dari duit negara dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), bahkan anggarannya itu terbilang super jumbo hingga miliaran rupiah.

BACA JUGA : Bukti Keseriusan Riza-Debby, Simpang Lima Toboali Mempesona

Nah, inilah yang dinamakan mubazir karena hanya sekadar proyek untuk kepentingan tertentu dan mencari keuntungan pribadi dibalik pengerjaan proyek ‘alun-alun’ yang katanya sebagai ruang terbuka dan ruangnya rekreasi bagi masyarakat. Namun faktanya jauh dari apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Kawasan yang kumuh tidak hanya di kawasan ‘alun-alun’ Nek Aji, melainkan telah menjalar hingga ke kawasan Himpang 5 Habang (Simpang 5 Toboali), tepatnya di Balai Wisata. Padahal kawasan ini (Himpang 5 Habang) baru saja selesai dilakukan penataan pada tahun 2022, yang juga dengan menggunakan sumber duit negara. Tapi itulah lagi-lagi kondisi kumuh dan semrawut kembali menghiasi wajah kota dan jantungnya Kota Toboali.

Sepertinya slogan manis dengan kata-kata manis Bangka Selatan Memesona (pesona) dan Bangka Selatan Berhias, yang selalu didengungkan oleh jajaran Pemkab Bangka Selatan hanyalah sekadar kata manis seperti angin lalu yang berlalu begitu saja. Buktinya, kedua kawasan tersebut hingga kini terlihat masih kumuh.