Skema Kemitraan PT Timah Buat Penambang Rakyat Lebih Tenang di IUP Perusahaan
“Saya bisa langsung pulang ke rumah. Terus dari rumah sudah tenang mau kerja, enggak takut ada razia,” jelas Faisal.
Faisal menjelaskan proses bergabung dengan mitra usaha PT Timah tidak rumit. Ia hanya perlu didata dan berkomitmen menjual hasil ke mitra yang menyalurkannya ke PT Timah. Tidak ada pungutan dan tidak ada syarat memberatkan.
“Enggak sulit untuk bermitra. Kita hanya didata saja dan jual hasilnya ke mitra PT Timah. Tidak dipungut biaya sama sekali,” ujarnya.
Baca Juga: Koperasi Merah Putih Mulai Bergerak di Lahan Tambang PT Timah
Terkait imbal jasa yang diterima, ia menilai nilainya masih sebanding dengan biaya operasional, terutama jika produksi harian mencapai tiga kilogram atau lebih. Dengan bekerja seorang diri, angka itu menurutnya masih layak.
“Kalau ada hasil di atas tiga kilo masih bisa. Penambang tentu mau imbal jasa tinggi, tapi yang ini masih lumayan bisa beli mainan untuk anak, bisa beli keinginan istri,” ucap Faisal sambil tersenyum.
Kisah Faisal menunjukkan bahwa penataan tata kelola bukan hanya soal aturan, tetapi soal rasa aman bagi mereka yang menggantungkan hidup dari tanah sendiri. Ketika jalur resmi dibuka dan pasar jelas tersedia, penambang tidak hanya bekerja legal, tetapi bekerja dengan kepala tegak. Jika model kemitraan berjalan konsisten dan transparan, sektor timah tidak lagi dipenuhi ketakutan, melainkan kepastian untuk masyarakat yang menggantungkan hidup di dalamnya.
Sumber: PT Timah
