Oleh : Adi Purnama, S.E Guru Ekonomi SMA Negeri 1 Gantung, Kabupaten Belitung Timur
Ekonomi digital memiliki dampak besar bagi pembangunan Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi digital. Ekonomi digital telah memberikan dampak positif dan negatif bagi pembangunan Indonesia. Dampak perkembangan ekonomi digital menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Pemerintah harus mampu menciptakan kebijakan seperti kemudahan pembiayaan bagi usaha rintisan, insentif perpajakan, dan pembinaan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan pengembangan pendidikan TIK juga perlu dilakukan pemerintah.
Peningkatan pendidikan dan keterampilan di bidang TIK juga perlu dilakukan agar dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk kesejahteraan hidupnya. Diperlukan fungsi pengawasan untuk mendorong implementasi kebijakan pemerintah dalam pengembangan perusahaan rintisan, peningkatan infrastruktur, dan pendidikan TIK di seluruh wilayah Indonesia sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa dapat terwujud.
Ekonomi digital terus berkembang di tanah air, bahkan Indonesia dinilai memiliki potensi besar karena tingkat pengguna internetnya terus meningkat. Pemerintah Indonesia di era Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020 dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta USD. Ekonomi digital merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan layanan internet sebagai media dalam berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar perusahaan atau individu.
Konsep ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Don Tapscott (The Digital Economy,1995), yaitu sebuah sistem ekonomi dan sosio politik yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen. Meliputi informasi, berbagai akses instrumen, kapasitas, dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya yaitu industri Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK). Aktivitas e-commerce, serta distribusi digital barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia selama tahun 2017 didorong oleh banyaknya pengguna internet yang bertransaksi melalui daring. Bisnis pada era digital bukan lagi mempersoalkan produk apa yang dijual, melainkan bagaimana cara menjual dan mempromosikannya. Potensi bisnis pada era digital sangat lebar, terutama untuk industri kreatif. Berbagai platform perdagangan elektronik yang terus tumbuh menjadi angin segar bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia untuk memasarkan produknya.
Namun demikian, ekonomi digital dapat memperburuk ketimpangan dikarenakan ada sebagian kelompok yang cepat mengikuti perkembangan digital dan sukses, serta ada pula yang tidak bisa mengikutinya. Disamping itu, infrastruktur telekomunikasi di Indonesia belum terbangun secara merata. Pembangunan infrastruktur lebih terlihat di kawasan Jawa dan Sumatera, sedangkan di kawasan timur Indonesia, infrastruktur telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai. Akibatnya kesenjangan digital sangat nyata terjadi di Indonesia. Ekonomi digital masih menjadi tantangan bagi sebagian pengusaha, karena bagi yang mampu beradaptasi, keuntungan berlipat ganda akan didapat. Sebaliknya, pengusaha yang tidak dapat mengikuti kecanggihan perkembangan zaman bukan tidak mungkin akan jauh ketinggalan.
Anak-anak muda menjadi kelompok yang sangat antusias menggeluti bisnis berbasis digital. Banyak pebisnis muda yang sukses memanfaatkan teknologi. Usaha mereka pun mengalmi pertumbuhan cukup signifikan. Pertumbuhan bisnis anak muda tidak terlepas dari kemampuan mengeksplorasi media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Youtube. Digitalisasi membuat pengusaha lebih mudah memperkenalkan merek dan memasarkan produknya. Jika dulu pengusaha sulit mencari pemasok, kini hampir semua barang mudah ditemukan di platform perdagangan elektronik. Karena itu masyarakat melalui pendidikan diharuskan mampu beradaptasi untuk mamanfaatkan peluang yang memasuki era kompetitif seperti sekarang, orientasi menciptakan tenaga kerja yang berkualitas harus diimbangi dengan terciptanya wirausahawan yang berkualitas dan meningkatkan secara kuantitas, sehingga jumlah pengangguran dapat ditekan. Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dunia pendidikan tidak cukup hanya membelajarkan teori-teori melainkan juga dalam implementasinya, yaitu mampu memecahkan berbagai masalah yang diakibatkan oleh dampak ekonomi digital.
Perkembangan ekonomi digital apabila tidak segera disikapi dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain pengangguran. Pekerjaan yang akan hilang tersebut merupakan pekerjaan dengan keterampilan terbatas (tidak terlalu tinggi). Dampak lainnya dari perkembangan ekonomi digital yaitu banyaknya toko ritel yang tutup karena kemunculan e-commerce sehingga toko on-line lebih berjaya. Persaingan bisnis di era ekonomi digital ini bersifat costumer oriented dan kompetition oriented. Jika tidak segera menerapkan konsep seperti itu maka akan memungkinkan tergilasnya oleh perusahaan pesaing secara langsung maupun tidak langsung.
Bisnis memerlukan teknologi yang canggih agar kegiatannya berjalan dengan lancar dan dapat membantu semua kegiatan dengan para konsumen dan produsennya. Sedangkan di sisi ketenagakerjaan, beberapa perusahaan mapan mulai mengaku kesulitan mendapat talenta yang hebat karena mereka lebih memilih bekerja di usaha rintisan (start-up). Beberapa alasan perusahaan memilih usaha rintisan, antara lain bisa memberi dampak kepada individu dan perubahan masyarakat, mudah belajar dan mendapat wawasan lebih banyak, umur relative sama sehingga bisa bekerja dengan teman sebaya, hasil pekerjaan akan terlihat lebih cepat dan struktur organisasi tidak berhierarki sehingga mereka bisa menikmati kesetaraan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia membawa dampak positif dan negatif.
Untuk dampak positif, terlihat bahwa ekonomi digital telah meningkatkan kontribusi pasar digital terhadap PDB dan bahkan diprediksi akan meningkat tajam pada tahun 2018 ini. Namun demikian, perkembangan ekonomi digital juga menimbulkan dampak negatif, terutama kepada masyarakat yang memiliki keterampilan yang rendah di bidang TIK. Selain itu, UKM yang belum mampu menerapkan sistem teknologi dan informasi dapat kalah bersaing. Beberapa dampak negatif ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat. Tantangan ekonomi digital model pertumbuhan ekonomi ke depan akan bergantung pada berbagai inovasi teknologi. Namun saat ini tugas pemerintah adalah memastikan bahwa ekonomi digital harus dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Ekonomi baru ini harus menjamin agar tidak hanya mendorong produktivitas dan pertumbuhan. Namun juga menjadi pondasi yang bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat. Model pertumbuhan ekonomi baru ini harus bertujuan mendorong permintaan domestik, meningkatkan perdagangan antar-kawasan dan memberikan peluang terjadinya diversifikasi ekonomi.
Untuk itu, perlu dikendalikan melalui peningkatan kualitas infrastruktur digital dan sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan. Ekonomi digital mendorong orang menjadi produktif dengan memanfaatkan teknologi dan dengan bonus demografi diharapkan generasi muda lebih menguasai perkembangan teknologi. Penguasaan teknologi digital adalah salah satu hal yang masih dapat dikatakan minim di Indonesia. Hal inilah yang harus diantisipasi dan diselesaikan oleh pemerintah menjelang bonus demografi. Bonus demografi akan maksimal apabila penduduk usia produktif memiliki kesehatan yang layak, pendidikan dan keterampilan yang memadai.
Apabila kemajuan teknologi tidak diiringi dengan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tersebut, maka Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton dan pangsa pasar produk asing. Pesatnya perkembangan ekonomi digital menjadi tantangan bagi pemerintah. Untuk itu, dalam upaya menangkap peluang usaha, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri, pemerintah harus meningkatkan peran kementerian teknis di sektor industri dan sektor perdagangan untuk melakukan pembinaan bagi peserta didik agar dapat memiliki daya saing tinggi dengan menerapkan sistem teknologi dan informasi pada kegiatan usahanya. Pemerintah juga harus mendorong tumbuh kembang industri kreatif yang memiliki kekhasan melalui fasilitasi permodalan, pembukaan pasar dan pemberian insentif di bidang perpajakan. Tantangan yang tidak kalah penting dan harus dapat diantisipasi oleh pemerintah adalah menginternalisasi pendidikan berbasis TIK mulai dari pendidikan dasar sampai atas agar sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi era ekonomi digital saat ini. Secara khusus, pemerintah dapat menyediakan fasilitas pendidikan lanjutan bagi calon pekerja atau bahkan pekerja untuk meningkatkan keterampilan TIK, tidak hanya melalui vokasi, melainkan sampai sertifikasi. Perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang sangat cepat dan kompetisi yang ketat. Ekonomi digital telah membawa dampak positif dan negatif yang menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi juga perlu ditingkatkan di luar wilayah Jawa dan Sumatera sehingga meminimalisasi ketimpangan yang terjadi. Pemerintah juga perlu melakukan pengembangan pendidikan TIK dari tingkat dasar hingga atas serta mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan di bidang TIK.(**)