PERSEROAN TERBATAS Sangkuriang Karya Semesta (SKS) asal Kota Bandung, Jawa Barat memenangkan lelang proyek pembangunan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Selatan, dengan harga penawaran Rp 19.480.735.096,64.

PT Sangkuriang Karya semesta berhasil memenangkan lelang dari sumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Kesehatan 2023 dari kedua kompetitornya, yakni PT Jumindo Indah Perkasa dan PT Ramadika Lestari.

Berdasarkan penelusuran dari laman resmi atau website Lpse.Bangkaselatankab.go.id meski PT Jumindo Indah Perkasa menawarkan Rp 17.532.581.095,30 dan PT Ramadika Lestari menawarkan Rp 19.286.607.420,00, namun tak berhasil memenangkan lelang tersebut.

“Ada 16 peserta yang melihat, namun hanya 3 PT yang memberikan penawaran yaitu PT Jumindo Indah Perkasa, PT Ramadika Lestari dan PT Sangkuriang Karya Semesta,” kata Kepala Bagian Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Kabupaten Bangka Selatan, Dedy Yunihardi.

Ini bangunan yang dikerjakan PT SKS
Ini bangunan yang dikerjakan PT SKS

Dedy mengakui, bahwa dari ketiga PT yang memberikan penawaran lelang tersebut, lalu ditetapkanlah PT Sangkuriang Karya Semesta menjadi pemenangnya setelah dianggap memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

“Meski memberikan penawaran lebih rendah namun ada beberapa persyaratan yang dinyatakan tidak lengkap,” ujar Dedy.

Belasan miliar rupiah uang milik rakyat yang digunakan untuk kepentingan proyek pembangunan gedung rawat inap RSUD Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkesan mubazir. Pasalnya, proyek yang baru selesai dikerjakan pada akhir tahun 2023 lalu, kini telah mengalami retak-retak kecil dan tidak menutup kemungkinan bakal retak seribu bahkan ambruk.

Sementara itu, Pelaksana Proyek dari PT Sangkuriang Karya Semesta, Depri saat dikonfirmasi terkait adanya kerusakan beberapa titik bangunan, menyatakan akan segera memperbaiki.

“Nanti akan diperbaiki, saya lagi diluar kota,” jelas Depri.

Kondisi bangunan yang baru selesai dikerjakan itu dinilai tak layak untuk ditempati sebagai ruang rawat inap, lantaran akan membahayakan pasien. Alhasil, sehingga membuat berang Ketua DPRD Basel Erwin Asmadi.

Karenanya itu, kata Erwin, dalam waktu dekat akan turun ke RSUD Basel untuk melihat langsung kondisi yang sebenarnya.

“Saya baca di berbagai media, bahwa bangunan rumah sakit yang baru selesai dikerjakan sudah retak. Hal seperti ini mestinya tidak harus terjadi, mengingat anggaran yang digunakan untuk kegiatan pembangunan itu terbilang sangat besar,” kata Erwin kepada wartawan, Sabtu (27/1/2024).

Politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan kepada para kontraktor ataupun pemborong yang mengerjakan proyek pembangunan di Bangka Selatan, agar melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan spesifikasi sehingga mutu dan kualitas pembangunan yang dikerjakan dapat bertahan lama.

“Kita ingatkan kepada pihak penyedia (kontraktor) yang mengerjakan proyek pembangunan dengan uang negara (uang rakyat) agar lebih teliti secara spesifiknya,” ujar Erwin.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Yudi Siswanto mengakui, bahwa pihaknya telah menginstruksikan kontraktor untuk segera melakukan perbaikan.

“Sudah kami instruksikan ke penyedia (kontraktor) untuk segera melakukan perbaikan. Kami lihat itu retak ringan bukan kerusakan struktur. Jadi proses perbaikannya pun bisa dilakukan dengan cepat,” jelas Yudi, kepada Wartawan, Rabu (24/1).

Yudi menambahkan, waktu masa pemeliharaan selama 6 bulan ke depan. Karena itu, pihak kontraktor wajib melakukan perbaikan bila ada yang rusak atau tidak berfungsi.

“Untuk masa pemeliharaannya itu sampai dengan bulan Juni nanti,” tegas Yudi.