Suara HebatBabelhebatNasional-Internasional
Trending

Satu Komando Menjaga Kehormatan Kiai dan Pesantren

KETIKA serangan terhadap ulama bergeser dari fisik ke narasi, saatnya kader muda Nahdlatul Ulama berdiri dalam satu barisan untuk menjaga marwah pesantren dan gurunya.

Di tengah derasnya arus informasi dan banjir opini di ruang publik, kehormatan para kiai kini menghadapi ujian yang tak lagi sederhana. Jika dulu ancaman datang dalam bentuk kekerasan fisik, kini serangannya jauh lebih halus, menembus ruang digital dan memelintir persepsi publik lewat narasi yang menyesatkan. Mereka yang seharusnya dihormati karena keikhlasan dan ilmunya justru dijadikan bahan sensasi yang menodai adab.

Dalam Khittah perjuangan Gerakan Pemuda Ansor, ada dua amanat yang tak boleh diabaikan. Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga kiai. Kini menjaga kiai tidak cukup dengan berdiri di barisan depan secara fisik, tetapi juga dengan pikiran, tulisan, dan keberanian melawan distorsi yang menyerang martabat ulama. Sebab framing negatif yang menyamakan penghormatan santri kepada kiai dengan feodalisme, atau menggambarkan relasi spiritual itu sebagai eksploitasi kekuasaan, adalah bentuk penghinaan terhadap sistem pendidikan Islam yang telah melahirkan peradaban bangsa.

Kami tegaskan, kiai bukan komoditas pemberitaan. Hubungan antara kiai dan santri bukan relasi kekuasaan, melainkan ikatan spiritual yang berlandaskan cinta, adab, dan pengabdian. Ketika media menggiring persepsi publik dengan tendensi yang menyesatkan, sesungguhnya mereka sedang memutus tali batin umat dengan sumber ilmunya. Ini bukan sekadar persoalan citra, tetapi persoalan masa depan moral bangsa.

1 2Laman berikutnya