PASTI dan ujung-ujungnya itu dijadikan proyek dengan dalih perawatan, pemeliharaan dan alasan lainnya karena menyangkut aset negara serta objek vital sekaligus sarana dan fasilitas pendidikan.

Ya, kiranya pasti begitulah ujung dan akhir dibalik aksi perusakan terhadap fasilitas pendidikan di satuan pendidikan negeri di ujung selatan Pulau Bangka, tepatnya di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Penulis menyimpulkan seperti ini dan seperti itu, nanti lihat saja endingnya seperti apa dan bagaimana. Kalau misalnya benar apa yang diutarakan penulis, ya cukup tersenyum saja begitu pula sebaliknya. Mengingat itu adalah proyek dan proyek itu pasti menghasilkan uang yang memang dengan sengaja diciptakan untuk menyedot dan memakan uang milik negara dengan dalih akhirnya serapan anggaran terealisasi sekian persen, bahkan bisa mencapai 100 persen, khususnya pada bidang pendidikan.

Harap maklum dan harap dimaklumilah. Namanya juga menciptakan proyek kalau bukan seperti itu dan seperti ini, ya bukan proyek namanya, melainkan berdongeng dan semoga bukan negerinya orang-orang dongeng.

Ya, proyek. Proyek dengan memanfaatkan bangunan yang tidak rusak dijadikan rusak agar bisa dijadikan proyek dengan lagi-lagi dalih perawatan, pemeliharaan, rehabilitasi hingga revitalisasi yang sering penulis lihat dan baca hampir di setiap papan plang proyek, bahwa ini perawatan, bahwa ini pemeliharaan, bahwa ini rehabilitasi dan bahwa ini revitalisasi dan bahwa bahwa bahwa seterusnya.

Lihat dan lihat saja nanti seperti apa kelanjutan dari kisah yang agak basa basi dibalik aksi perusakan bangunan ruang kelas di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan.

Ya, basa basi dan sangat aneh pastinya. Sekolah yang katanya tempat yang paling aman, tempat yang paling nyaman dan tempatnya untuk menuntut ilmu tentang pendidikan agar menjadi pintar dan berbudi pekerti baik malah berubah menjadi ilmu yang berbudi super jahat. Karena diduga otak dari sekian otak dari para terduga pelaku perusakan bangunan ruang kelas itu adalah oknum di sekolah itu sendiri yang memiliki jabatan.

Hihi dan haha dan hehe. Huh…penulis merasa agak geli. Ya, agak geli karena peristiwanya itu sudah satu purnama berlalu. Artinya, sudah satu bulan para siswa di sekolah itu berada di ruangan kelas yang rusak. Tapi, rusaknya itu bukan karena faktor bangunan di makan usia, melainkan sengaja dirusak biar bisa dijadikan proyek, dengan tujuan tadi pemeliharaan, perawatan dan bla-bla lainnya.

Akhir kata salam proyek, salam pemeliharaan, salam perawatan, salam rehabilitasi, salam revitalisasi, salam dan salam lainnya yang berakhir dengan salam proyek pastinya.

#Tom Babelhebat