PT Timah Terus Berbenah Perkuat Komitmen K3
Kepala Bidang Corporate Communication PT Timah Tbk, Anggi Siahaan menyatakan, peristiwa terjadinya kecelakaan kerja di kawasan Air Lelai Tambang 10 Desa Kepoh, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diduga akibat kondisi struktur tanah yang labil sehingga menyebabkan longsor dan menimpa dua orang pekerja tambang, Selasa (10/1/2023).
“Penanganan lebih lanjut, sesuai ketentuan tim produksi perusahaan juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait,” kata Anggi Siahaan.
Baca juga: PT Timah Berduka, Dua Pekerja Tambang Tertimbun Tanah
Anggi menjelaskan, bahwa kedepan perusahaannya tersebut akan terus berbenah memperkuat komitmen dalam mengimplementasikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam proses bisnis perusahaan.
“Sebagai informasi dalam beberapa tahun terakhir PT Timah Tbk telah berupaya keras untuk meningkatkan kinerja K3 dalam tujuan mencegah terjadinya kecelakaan hingga fatality,” ujar Anggi.
Ditambahkannya, pada tahun 2021 dan 2022 PT Timah Tbk berhasil mencatatkan rekor zero fatality dalam proses bisnis perusahaan.
“Pembenahan juga terus dilakukan dengan meningkatkan kesadaran dan menjadikan safety sebagai budaya, pengawasan berjenjang hingga merumuskan berbagai peraturan dalam internal perusahaan dan juga mitra usaha,” jelas Anggi.
Diberitakan sebelumnya, dua dari empat unit tambang pasir timah milik PT Timah Tbk di kawasan Air Lelai Tambang 10 Desa Kepoh, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telan dua korban jiwa akibat tertimbun tumpukan tanah longsor, Selasa (10/1/2023) siang.
Dua korban tersebut diketahui berinisial Jn dan Bw warga Toboali, yang merupakan pekerja tambang milik PT Timah Tbk. Jenazah kedua korban sebelum diserahkan kepada pihak keluarga, dibawa ke Rumah Sakit Pusyandik Toboali.
Salah satu rekan kerja korban, Lili menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB saatnya waktu istirahat siang untuk makan siang. Hanya saja, kata Lili, empat orang rekan kerjanya yakni Jn, Bw, Za dan Yn saat itu masih berada di lubang camui (lubang tambang_red) dengan kedalaman lebih kurang belasan meter.
“Jarak lubang camui antar unit tambang berdekatan karena tambang yang kami kerjakan ini milik PT Timah. Tumpukan tanah berupa pasir yang berada diatas lubang camui tiba-tiba longsor dan kemudian langsung menimpa setengah badan Jn dan Bw, sementara Yn dan Za berhasil melarikan diri sembari berteriak minta pertolongan,” kata Lili.