PT Timah dan Makna Tanggung Jawab di Lingkar Tambang
TAMBANG memang menggali logam dari perut bumi, tetapi tanggung jawab sosial adalah cara menggali nilai kemanusiaan di permukaannya. Sebagai perusahaan tambang timah milik negara, PT Timah Tbk berupaya menegaskan bahwa keberhasilan bukan hanya diukur dari banyaknya timah yang dihasilkan, melainkan dari seberapa besar manfaat yang kembali kepada masyarakat di lingkar tambang.
Komitmen ini diwujudkan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan secara berkelanjutan.
Program-program tersebut hadir untuk memberdayakan masyarakat, memperbaiki lingkungan, serta memperkuat kualitas hidup di wilayah operasional perusahaan.
Bagi PT Timah, keberlanjutan bukan sekadar konsep, tetapi arah langkah agar tambang tidak hanya meninggalkan lubang, melainkan juga harapan.
Dalam bidang ekonomi, perusahaan menjalankan program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) untuk membantu pelaku UMKM naik kelas dan berdaya saing. Pelatihan manajemen keuangan, pendampingan usaha, dan bantuan promosi menjadi langkah nyata untuk menumbuhkan ekonomi rakyat. Langkah ini diperkuat dengan program Koperasi Binaan, sejalan dengan kebijakan nasional yang menggalakkan Koperasi Merah Putih sebagai basis ekonomi kerakyatan.
Baca Juga: Fina Eliani: PT Timah Siap Wujudkan Kinerja Optimal dengan Dukungan Pemerintah
Pendidikan juga menjadi prioritas utama.
Melalui program beasiswa, pelatihan guru, serta magang bagi siswa dan mahasiswa, PT Timah berupaya menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Dukungan terhadap Pemali Boarding School dan pembangunan fasilitas pendidikan lainnya menjadi bagian dari upaya mencetak generasi siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045.
Di bidang lingkungan, PT Timah menegaskan tanggung jawab ekologis melalui rehabilitasi lahan pasca tambang, penanaman pohon, dan konservasi keanekaragaman hayati. Di wilayah pesisir, perusahaan mengembangkan program coral garden, penanaman mangrove, fishing ground, dan atraktor cumi yang kini menjadi habitat baru bagi biota laut. Langkah-langkah ini menjadi wujud nyata bahwa tambang dan alam masih bisa berdamai, jika dijalankan dengan kesadaran ekologis.





