Pemprov Babel Antusias Dukung Program Makan Bergizi Gratis
PENJABAT (Pj) Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sugito memimpin rapat koordinasi terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Babel di Ruang Romodong Kantor Gubernur Babel, Senin (20/1/2025).
“Kita berkumpul dalam rapat hari ini merupakan bentuk antusiasme kita di tingkat pemerintah provinsi guna mendukung program Presiden Prabowo Subianto pemberian makanan bergizi gratis bagi anak-anak dan ibu hamil,” kata Sugito dikutip dari laman babelprov.
Melalui rapat ini juga, Sugito ingin mendengarkan sejauh mana konsep konkret yang akan diterapkan dalam pemberian makan bergizi gratis.
“Yang kita perlu ketahui adalah, seperti apa bisnis proses yang dilakukan Badan Gizi Nasional, sampai pada titik lokus, sehingga jelas arahnya. Saya berharap, makan bergizi gratis ini tak hanya pemberian makanan saja, namun bisa memberikan multiflier efek terhadap pertumbuhan ekonomi di semua level, termasuk kelembagaan, hubungan kemitraan antar lembaga di daerah, dan lain sebagainya,” jelas Sugito.
Selain itu, Sugito ingin mendapatkan informasi skema-skema serta peran provinsi, peran OPD yang terlibat kemitraan, dan gambaran konkretnya. Namun data dan sasaran pemberian makan bergizi gratis untuk anak-anak sudah ada di Dinas Pendidikan, serta sasaran ibu hamil dan balita ada di Dinas Kesehatan.
Sementara itu, Kepala Satuan Pemenuhan Layanan Gizi Pangkalpinang Rica Wulandari mengatakan, bahwa saat ini sudah ada dapur pelayanan yang berlokasi di Kampung Melayu Gerunggang Pangkalpinang, namun terkendala peralatan yang belum tersedia, kebutuhan karyawan, perlengkapan kantor, dan perlengkapan pendukung (exhaust, timbangan digital) yang belum tersedia.
“Jumlah total pegawai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Pangkalpinang berjumlah 51 orang, dengan rincian Kepala SPPG 1 orang, Wakil Kepala SPPG 1 orang, 3 tim pengawas, 46 orang tim dapur,” jelasnya.
Sugito berharap simulasi dapur ini bisa dipetakan, berapa ton kebutuhan sayur dan lain sebagainya. Sehingga jika sudah terdata, bisa dihitung berapa kebutuhan sayur atau bahan yang bisa dipenuhi oleh petani lokal, dan berapa ton bahan yang didatangkan dari luar pulau.
“Dengan makan bergizi gratis, kita bisa memberdayakan masyarakat Babel,” tutur Sugito.