PEMERINTAH Kabupaten Bangka Selatan (Pemkab Basel) terus berkomitmen dalam menurunkan angka stunting di Negeri Junjung Besaoh. Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya Rapat Koordinasi (Rakor) tentang konvergensi penurunan stunting, Selasa (29/10/2024).

Rakor ini dipusatkan di Ruang Pertemuan Kantor Sekretariat Daerah Parit Tiga Toboali, dibuka Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Basel Hefi Nuranda dengan dihadiri sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi terkait lainnya.

Hefi menjelaskan, Rakor ini untuk membahas lebih lanjut terkait penanganan stunting sekaligus target dalam penurunan angka stunting setiap tahunnya.

“Penanganan stunting tidak hanya tugas pemerintah semata, yakni dalam hal ini tidak hanya menjadi beban Dinas Kesehatan melainkan tugas kita bersama lintas OPD dan pihak-pihak terkait lainnya,” kata Hefi.

Dijelaskan Hefi, pekerjaan yang masih harus difokuska ke depan, yakni untuk menangani stunting di 3 desa yang tersebar di 2 kecamatan. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor :188.45/10.A/DKPPKB/2024 tentang penetapan desa stunting 2024.

Tiga desa itu, kata Hefi, Desa Bedengung (Kecamatan Payung) dengan prevalensi stunting 13,04 persen, Desa Tanjung Sangkar dengan prevalensi stunting 19,23 persen dan Desa Kumbung dengan prevalensi stunting 25 persen (Kecamatan Lepar).

“Kalau berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) per 1 Agustus hingga 31 Agustus 2024 yang masuk dalam 5 desa tertinggi stunting, yakni Desa Celagen 9,23 persen, Desa Batu Betumpang 8,91 persen, Desa Rias 7,16 persen, Desa Serdang 5,44 persen dan desa Sukajaya 5,06 persen,” ujar Hefi.

Hefi menambahkan, terdapat beberapa indikator berdasarkan pada data desa yang masuk dalam stunting. Mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup) ada 3 desa yang menjadi lokus penanganan stunting, sedangkan menurut data EPPGBM terdapat 5 desa dengan stunting tertinggi.

“Terlepas dari data itu, kita (Pemkab Bangka Selatan) harus tetap fokus dan berkomitmen untuk menangani stunting. Karenanya itu, ini menjadi tugas kita bersama, yang artinya tidak hanya tugas satu atau dua OPD, tapi tugas kita bersama dan kita harus saling bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk mengatasinya,” jelas Hefi.

Hefi menegaskan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab Basel dalam menangani stunting. Meliputi memberikan makanan lokal tambahan bagi ibu hamil serta balita, pemberian telur dari PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bantuan BAAS CSR dari perbankan dan pelatihan kader posyandu dengan pemberian makanan tambahan lokal.

“Harapan kita dengan saling kerja sama dan saling berkolaborasi ini, stunting di daerah kita (Bangka Selatan) dapat turun secara signifikan sesuai dengan amanat Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 72 Tahun 2021 tentang prevelensi stunting di tahun 2025,” tutur Hefi.