Nikmat Hidayah di Bulan Ramadan
BULAN Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan. Salah satu ibadah yang paling penting di bulan Ramadan adalah ibadahnya. Ibadah puasa memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun secara fisik.
Adapun salah satu perintah yang diwajibkan pada bulan Ramadan adalah berpuasa. Ramadan sebagaimana yang telah diwajibkan bagi orang-orang sebelum kita agar mencapai kemuliaan yaitu bertaqwa kepada Allah SWT.
Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat istimewa. Kenapa bulan Ramadan istimewa? Di antaranya karena ada berlipat gandaan pahala pada setiap perbuatan baik kita. Selain itu di bulan Ramadan ada peluang untuk menjauhkan dari godaan setan dan karena semua waktu siang dan malam di bulan mulia ini dapat mempercepat terkabulnya doa. Untuk hal yang terakhir ini, dijamin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186. “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku”.
Hal ini tentunya selaras dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan tiga golongan yang sulit sekali ditolak doanya: imam yang adil, orang yang puasa sampai berbuka dan doa orang terzalimi. Allah SWT menjadikan bulan Ramadan ini sangat istimewa karena bulan Ramadan ini bisa mengangkat iman paling rendahpun bisa naik ke posisi paling tertinggi. Itulah kehebatan dan keunggulan bulan Ramadan daripada bulan-bulan lainnya.
Ini yang menjadikan awal Ramadan menjadi berkah karena di awal Ramadan semua jenis rahmat Allah diturunkan mencakup semua pemilik iman, karena seseorang yang jarang ke masjid bisa menjadi sering ke masjid dan di shaf pertama, yang jarang tadarusan bisa jadi sering tadarusan dan yang jarang menjalankan salat sunnah ia akan kejar salat sunnahnya, itulah indahnya dan keistimewaan bulan Ramadan.
Ketika Allah ingin menanamkan hidayah pada seorang hamba yang diberikan pertama ketenangan lebih tenang pribadinya, kedua lebih nikmat dalam beribadah dan lebih berkualitas terasakan peningkatan kualitas dalam ibadah. Jadi ada kecenderungan ingin menambah ada mulai rindu dengan tarawih padahal mau berakhir. Ya, maka saat itulah kemudian tanda awal dari Allah bahwa hidayah telah ditanamkan dalam diri kita. Ketika ditanamkan pada diri itu maka wujud yang terakhir yang Allah inginkan Walitukabbirullaha ala ma hadakum wala’allakum tasykurun membentuk pribadi yang lebih bersyukur.
Bukankah saat Ramadan kita dilatih untuk mengendalikan nafsu, memandang yang baik dan yang tak baik kita palingkan, mendengar yang baik dan yang tak baik kita acuhkan, berkata yang baik dan yang tak baik kita diam sampai ke ujung kaki, bahkan Allah mengisyaratkan dalam Al-Qur’an berhasilnya hidayah yang pertama ditunjukkan dengan hidayah yang kedua. Jadi kalau ada orang yang salatnya benar disebut benar oleh Qur’an bukan sekadar banyak dia menunaikan salat. Salat yang benar, ibadah yang benar ketika seorang hamba terkoneksi dengan Allah.
Kita diberikan nikmat hadirnya bulan Ramadan untuk mengampuni dosa-dosa kita. Lalu bagaimana jika di saat kita diberi kesempatan kita belum masih bertobat? Akan menunggu berapa Ramadan lagi kita bertobat?Dengan cara apalagi Allah masukkan kita ke surga?
Ketika kita diberikan nikmat Ramadan sebagai sarana dan kesempatan terbaik oleh Allah, maka ambillah peluang terbaik ini. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
(Penulis : Syaid Alfany, S.Pd, Fasilitator SDIT Alam Cahaya)