Nikmat Allah yang Paling Besar
ALHAMDULILLAH, kita dapat menikmati Ramadan tahun ini dengan suka cita. Bulan di mana diturunkannya Al-Qur’an yang mulia sebagai panduan hidup kita melalui dakwah Rasulullah Muhammad SAW, yang syafaat beliau kita nanti nantikan. Semoga kita umatnya senantiasa istiqomah melangkah dalam risalah yang beliau sampaikan. Sungguh nikmat yang tiada tara.
Betapa banyak nikmat Allah SWT, Sang Pencipta atas kehidupan kita, manusia, yang jika dikomersilkan tentu kita tidak sanggup untuk membayarnya. Satu surat dalam Al-Qur’an mengulang-ulang satu kata untuk mengingatkan manusia betapa besarnya nikmat Allah SWT
{ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ }
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman :13). Namun seperti halnya sebuah tingkatan, ada nikmat yang paling besar di antara nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, umat manusia. Seperti termaktub dalam permulaan surat Ar-Rahman yaitu ayat 1-4.
Dalam Tafsir Kemenag (tafsirquran.id) menyebutkan bahwa ada dua hal yang dibahas. Pertama adalah nikmat Allah yang paling besar, yakni diajarkannya Al-Qur’an kepada manusia. Kedua, membahas tentang nikmat selanjutnya yaitu penciptaan manusia.
{ ٱلرَّحۡمَٰنُ }
(Allah) Yang Maha Pengasih
{ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ }
Yang telah mengajarkan Al-Qur`ān
(Ar Rahman:1-2)
Pada ayat 1-2, Allah mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya diajarkan kepada umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an diajarkan oleh manusia. Nikmat mengajarkan Al-Qur’an adalah nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagi mahluk ciptaan-Nya. Dengan mengikuti ajaran dan berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an akan tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah induk kitab kitab samawi yang diturunkan melalui makhluk Allah yang terbaik di bumi ini yaitu Nabi muhammad SAW.
{ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ }
Dia (Allah) menciptakan manusia
{ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ }
Mengajarnya pandai berbicara
(Ar Rahman: 3-4)
Ayat 3-4, Allah menyebutkan nikmat-Nya berupa penciptaan manusia yang merupakan landasan nikmat-nikmat yang lain. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk dan diajari-Nya pandai mengutarakan apa yang ada di hati dan pikirannya, sehingga dengan kemampuan berpikir dan berbicara ini, Al-Qur’an dapat diajarkan kepada kita, umat manusia.
Untuk itu, para pendidik terutama yang mengajarkan kalam Allah SWT sudah sepantasnya berbahagia sebagai seseorang yang berkelimpahan nikmat dari Sang Pencipta. Tentu saja pendidik di sini tidak serta merta terbatas pada ungkapan profesi.
Menurut Abuddin Nata dalam filsafat pendidikan Islam di dalam Al-Qur’an akan dijumpai bahwa yang menjadi pendidik secara garis besar terdiri dari empat. Sebagai pendidik pertama adalah Allah SWT, pendidik kedua adalah Rasulullah SAW, pendidik ketiga adalah orang tua, pendidik keempat adalah orang lain (pendidik). Barakallahu fiikum…
(Penulis : Wakil Kepala Sekolah SDIT Alam Cahaya, Nurrahmawati Ningrum, S.P. Gr)