Nelayan Masih Bertahan Dilaut, Empat Unit Ponton Diminta Mundur
EMPAT unit ponton apung atau Ponton Isap Produksi (PIP) milik mitra PT Timah yang digeser ke lokasi perairan laut Merbau, Kelurahan Tanjung Ketapang, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Bangka Belitung (Babel), diminta mundur oleh nelayan, Kamis (2/6/2022) malam.
“Saat ini ada empat unit ponton yang ditarik dari laut Sukadamai menuju laut Merbau,” kata perwakilan nelayan dan petani, Bujil Sani.
Bujil menjelaskan, rekan-rekan seperjuangannya hingga saat ini masih bertahan dilaut dengan menggunakan 10 unit perahu untuk mengusir ponton yang masuk ke perairan laut Merbau.
“Sebagian dari rekan-rekan kita masih siaga dilaut, dan sebagiannya siaga di pesisir Batu Perahu. Pastinya kita tetap terus melakukan penolakan terhadap kegiatan penambangan di perairan laut Merbau,” ujar Bujil.
Seperti diketahui, bahwa sebanyak 20 unit ponton apung atau Ponton Isap Produksi (PIP) milik CV (Persekutuan Komanditer) Timor Ramelau yang dipimpin oleh Rosario de Marshall alias Hercules bakal melakukan kegiatan penambangan pasir timah di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) milik PT Timah, tepatnya di perairan laut Merbau, Kelurahan Tanjung Ketapang, Toboali.
Penolakan atas rencana kegiatan penambangan tersebut hingga kini masih terus digaungkan oleh kalangan nelayan, petani, pelaku wisata, kuliner, forum presidium Babel, forum presidium Basel, anggota DPRD Basel dan Laskar Jambul Nanas (LJN), lantaran lokasi penambangan merupakan wilayah tangkap nelayan tradisional atau nelayan kecil.