BabelhebatNasional-Internasional
Trending

Nama Bos Asal Sungailiat Mencuat di Kasus 32 Ton Timah Ilegal Belitung

GELOMBANG penindakan terhadap perdagangan timah ilegal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kembali mengguncang. Satgas Halilintar berhasil menggerebek sebuah gudang di Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, yang diduga menjadi tempat penimbunan puluhan ton timah ilegal. Dari hasil penelusuran, muncul nama seorang bos asal Sungailiat, Kabupaten Bangka, yang disebut-sebut sebagai pemilik barang bernilai miliaran rupiah itu.

Dilansir dari Belitong Ekspres, timah ilegal tersebut mencapai sekitar 32 ton dan disimpan di gudang milik Ir, warga Desa Tanjung Rusa, Membalong. Ir dikenal sebagai mantan tim sukses salah satu bupati di Belitung. Aktivitas penimbunan ini diduga telah berlangsung lama dan dijalankan secara sistematis. Barang bukti kini diamankan di gudang GBT, Kabupaten Belitung Timur.

“Total ada 32 ton. Sekarang barang disimpan di gudang GBT Kabupaten Belitung Timur,” ujar seorang narasumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya kepada Belitong Ekspres, Senin (20/10/2025).

Baca Juga: Misteri 7 Ton Pasir Timah di Laut Bangka Selatan

Menurut sumber itu, timah yang disita berstatus ilegal atau hasil transaksi langsung tanpa laporan resmi ke kejaksaan. Ia menyebut barang tersebut milik BL, bos asal Sungailiat, yang diduga bekerja sama dengan pria berinisial Dr.

“Barang milik bos BL Kabupaten Bangka, seharusnya dilaporkan dulu ke kejaksaan baru dibawa ke PT Timah. Ini malah langsung ke gudang GBT di Beltim,” ungkapnya.

Baca Juga: 10 Ton Timah dan 1 Ton Daging Babi Potong dari Belitung Masuk ke Pelabuhan Sadai

Informasi lain menyebutkan, sebelum dikirim ke luar negeri, timah yang dikemas dalam karung-karung itu lebih dulu dipindahkan ke Pulau Kapak.

“Sebelum dikirim, karung-karung berisi pasir timah itu dipindahkan dulu ke Pulau Kapak, baru kemudian dibawa ke luar negeri,” kata sumber lainnya.

Praktik penyelundupan ini diduga telah berlangsung lebih dari setahun. Setiap minggu dilakukan pengiriman minimal dua kali melalui pelabuhan tikus di Belitung, dengan lokasi yang berpindah-pindah untuk menghindari pantauan aparat.

“Modus seperti ini jelas bukan kerjaan amatiran. Melihat jumlah timah yang mencapai puluhan ton, kegiatan itu pasti melibatkan pihak berpengalaman,” ucap sumber tersebut.

1 2Laman berikutnya