AKTIVITAS penambangan pasir timah ilegal dengan menggunakan ponton apung tidak hanya mengobok-obok perairan Payak Ubi dan Sukadamai, Kecamatan Toboali, namun juga menyasar hingga ke perairan Desa Rajik, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hal tersebut diakui Kepala Desa Rajik, Ruslan. Bahkan diakuinya, meskipun aktivitas itu beroperasi di Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) PT Timah Tbk, namun dipastikan tidak memiliki legalitas resmi berupa Surat Perintah Kerja atau SPK yang dikeluarkan oleh PT Timah Tbk.
Baca Juga : Seksinya Laut Payak Ubi-Sukadamai Toboali, Pasir Timah Jadi Rebutan Para Pemain Tambang
“Aktivitas penambangan pasir timah dengan menggunakan ponton apung ini, sudah sejak lama beroperasi di perairan Desa Rajik. Pekerjanya orang lokal, pribumi disini semua (Rajik), izin kerjanya memang tidak ada karena yang bekerja orang pribumi semua,” kata Ruslan kepada wartawan, Rabu (10/1/2024).
Namun dikatakan Ruslan, bahwa sejak beberapa hari lalu sempat ada perusahaan swasta yang mau mengelola pasir timah di perairan Rajik secara legal.
“Saya dapat informasi bahwa unit-unit ponton apung yang menambang itu sudah dilakukan verifikasi atau pendataan oleh tim dari PT Timah Tbk. Ya, kemungkinan dalam waktu dekat akan mulai beroperasi secara resmi, legal,” jelas Ruslan.
Ruslan menambahkan, pemberitahuan atas rencana kegiatan penambangan timah (ponton apung) yang akan dikerjakan oleh perusahaan swasta tersebut telah disampaikan oleh pihak perusahaan ke Pemerintah Desa (Pemdes) setempat, dengan menurunkan 30 unit ponton apung.
“Sejauh ini saya belum dapat informasi terkait sosialisasi atas rencana kegiatan penambangan tersebut sudah dilakukan sosialisasi atau belum oleh pihak perusahaan,” ujar Ruslan.
