PT Timah (Perseroan IDX: TINS) merilis laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2024 yang telah di audit.

Sepanjang tahun 2024, harga logam timah global bergerak fluktuatif di tengah ketidakpastian ekonomi makro dan perkembangan pasokan yang terus mendominasi prospek pasar.

Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) tahun 2024 sebesar USD 30.177,45 per ton atau naik 16,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar USD 25.959,04 per ton, serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran USD 28.000 – 31.000 per metrik ton.

67f5d58209820
Laba Bersih PT Timah (TINS) Terbang

Persediaan timah di gudang LME pada akhir Desember 2024 berada di posisi 4.800 ton, turun 35,6 persen dari awal tahun 2024 (5 Januari 2024) di posisi 7.450 ton.

Berdasarkan CRU Tin Monitor (Februari 2025), pertembuhan produksi logam timah global di tahun 2024 di perkirakan naik 1,4 persen (YoY) menjadi 371.880 ton. Sedangkan konsumsi logam timah global di tahun 2024 diperkirakan turun 2,6 persen (YoY) menjadi 372.720 ton.

Kinerja Operasi :

Perseroan mencatat produksi bijih timah sebesar 19.437 ton Sn pada akhir tahun 2024, naik 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 14.855 ton Sn.

Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah unit tambang darat, produktivitas objek tambang laut, dan optimalisasi arah penggalian dengan melakukan bor pandu pada blok rencana kerja.

BACA JUGA : PT Timah Setor Pajak ke Negara Ratusan Miliar Rupiah

Adapun produksi logam timah naik 23 persen menjadi 18.915 metrik ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 15.340 metrik ton. Sedangkan penjualan logam timah naik 22 persen menjadi 17.507 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14.385 ton. Harga jual rata-rata logam timah sebesar USD31.181 per metrik ton, naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD26.583 per metrik ton.

Pada tahun 2024, perseroan mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 12 persen dan ekspor logam timah sebesar 88 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor, meliputi Korea Selatan
19 persen, Singapura 18 persen, Jepang 15 persen, Belanda 12 persen, India 10 persen dan China 7 persen.

Kinerja Keuangan :

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 10,86 triliun meningkat 29,37 persen di tahun 2024 dari Rp 8,39 triliun di tahun 2023 seiring dengan kenaikan volume penjualan logam timah dan harga jual rata-rata logam timah.

Beban pokok pendapatan perseroan naik 1,26 persen dari Rp 7,93 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 8,03 triliun di tahun 2024.

Perseroan membukukan laba usaha
sebesar Rp 1,76 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp 2,71 triliun atau 396 persen dari tahun 2023.

Nilai aset perseroan pada akhir tahun 2024 turun 0,42 persen menjadi Rp 12,80 triliun dari Rp 12,85 triliun pada akhir tahun 2023. Sedangkan posisi liabilitas perseroan sebesar Rp 5,35 triliun, turun 19,08 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp 6,61 triliun dikarenakan pelunasan pinjaman bank jangka pendek, obligasi dan pembelian kembali (buyback) medium term notes (MTN).

Posisi ekuitas sebesar Rp 7,45 triliun mengalami kenaikan 19,35 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp 6,24 triliun, seiring dengan dibukukannya laba di tahun 2024.

“Di tengah kondisi ekonomi makro dan pasokan logam timah global yang kurang mendukung, perseroan berhasil mencapai kinerja yang cemerlang pada tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,19 triliun, naik 364 persen dibandingkan dengan pencapaian kinerja perseroan pada tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih sebesar Rp 449,67 miliar dengan optimalisasi kinerja produksi, pemasaran dan keuangan dalam hal menurunkan interest bearing debt dan efisiensi,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen PT Timah, Fina Eliani dalam rilisnya yang diterima redaksi babelhebat, Rabu (9/4/2025).

BACA JUGA : PT Timah Bangun Belasan Sumur Bor di Wilayah Operasional

Kinerja keuangan perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 73,2 persen, Current Ratio sebesar 222,0 persen, Debt to Asset Ratio sebesar 41,8 persen, dan Debt to Equity Ratio sebesar 71,8 persen.

Sepanjang tahun 2024, perseroan telah melakukan upaya efisiensi dan optimalisasi biaya dalam bentuk penurunan fixed cost melalui pengeluaran investasi yang selektif ke investasi penunjang operasi untuk memitigasi kenaikan beban depresiasi dan menjaga cashflow, serta menurunkan interest bearing debt untuk mengurangi biaya bunga dengan melakukan buyback MTN.

Kondisi saat ini dan prospek ke depan perseroan memastikan keberlanjutan aktivitas pertambangan timah dan operasional usaha dengan melaksanakan kegiatan eksplorasi baik di darat maupun di laut untuk menemukan sumber daya dan cadangan mineral timah.

Pada tahun 2024 perseroan mencatat sumber daya timah sebesar 807.234 ton dan cadangan timah sebesar 312.506 ton.

Perseroan siap menghadapi tantangan ke depan dengan melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kinerja perseroan di antaranya optimalisasi dan peningkatan produksi bijih timah, perbaikan tata kelola kerja sama kemitraan dan kerja sama penambangan darat dan laut, optimalisasi dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis, optimalisasi kinerja dan pengembangan anak perusahaan.

Screenshot 20250409 170649 M365 Copilot scaled
Laba Bersih PT Timah (TINS) Terbang

Sekilas PT Timah :

PT Timah adalah anak usaha dari Holding Pertambangan Indonesia MIND ID merupakan produsen timah terkemuka sekaligus eksportir timah terbesar di dunia dengan wilayah operasional pertambangan dan peleburan logam timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Riau.

Menjadi perseroan terbatas sejak tahun 1976 dan melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995, PT Timah  menjalankan bisnis timah yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, peleburan dan pemurnian logam timah hingga pemasaran yang melayani para pelanggan internasional maupun domestik. Produk logam timah dengan merek “Banka Tin”, “Kundur Tin”, dan “Mentok Tin” memiliki reputasi internasional dan telah terdaftar di London Metal Exchange (LME).

Saat ini PT Timah yang merupakan Anggota dari International Tin Association (ITA) memiliki 4 (empat) lini bisnis utama, yakni pertambangan timah, hilirisasi timah (tin chemical dan tin solder), pertambangan non‐timah (batubara dan nikel), serta bisnis berbasis kompetensi termasuk properti, galangan kapal, agro bisnis.

(Sumber : PT Timah)