Ketua Komisi IV DPRD Babel Soroti Dugaan Kelalaian di RSBT Pangkalpinang
KASUS meninggalnya seorang bayi berusia 11 bulan di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkalpinang memunculkan duka mendalam sekaligus pertanyaan serius tentang kualitas layanan kesehatan. Tangis sang ibu, Ayi, yang terekam dalam sebuah video, menyisakan luka sekaligus menjadi peringatan keras bahwa pelayanan medis adalah soal nyawa manusia, bukan sekadar prosedur.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Heryawandi, menyampaikan belasungkawa atas peristiwa ini. Ia menegaskan, jika benar ada kelalaian medis, RSBT harus bertanggung jawab.
“Disisi medisnya kami belum paham betul, cuma kalau ini bentuk dari kelalaian medis, sangat disayangkan sekali apalagi Rumah Sakit sebesar RSBT mestinya pelayanan jadi andalan,” kata Heryawandi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/9/2025).
Baca Juga: Bayi 11 Bulan Meninggal di RSBT, Keluarga Tuding Ada Kelalaian
Heryawandi menambahkan, kasus ini tidak boleh berhenti pada satu kejadian saja. RSBT harus menjadikannya pembelajaran penting karena menyangkut keselamatan manusia.
“Kalau pun ada kelalaian atau pelanggaran hukum, kami berharap pihak terkait yaitu pengawas di rumah sakit untuk bisa merespon dengan cepat, karena kalau dibiarkan terus masyarakat yang akan jadi korban,” jelasnya.
Baca Juga: Ayi Ceritakan Detik-detik Bayinya Meninggal di RSBT Pangkalpinang
Heryawandi menekankan pentingnya pelayanan medis tanpa pandang waktu dan keadaan pasien.
“Rumah sakit tidak mengenal waktu dan pelayanan, mestinya harus dikedepankan dalam melayani masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Babel Prihatin atas Meninggalnya Bayi di RSBT





