MERAWANG – Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan zirkon dan titanium milik PT Bersahaja di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Jum’at (11/2/2022)IMG 20220211 WA0062Dalam kunjungannya, Ridwan mengatakan, PT Bersahaja melakukan hal yang bagus, yakni pengolahan zirkon (Tailing) dari sisa pengolahan biji timah.IMG 20220211 WA0063“Kita lihat upaya hilirisasi dari tailing timah yang masih bisa di ekstark timahnya maupun diambil LTJnya ini merupakan hal yang bagus,” ucap Ridwan.IMG 20220211 WA0061Dalam proses sampai selesai pembangunan Smelter Titanium PT Bersahaja, Kementerian ESDM akan mengawal proses untuk mempercepat pembangunan.IMG 20220211 WA0064“Nanti kami ESDM akan memfasilitasi supaya bergerak lebih cepat dan juga pembinaan-pembinaan lainnya. Nanti kami akan terus dorong agar berjalan lebih cepat lagi,” kata Ridwan.

Ditambahkannya, industri mineral mengacu kepada perintah undang-undang dan presiden yang mengaruskan melakukan penyekatan nilai tambah hilirisasi.

Dalam kunjungannya, turut hadir Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Joni Supriyanto, Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan, Kapolda Babel Yan Sultra Indrajaya, serta Danrem 045/Garuda Jaya M. Jangkung Widyanto.

//Bahan Baku Melimpah, Kementerian ESDM Genjot PT Timah dan PT Bersahaja Manfaatkan Secara Maksimal

Banyaknya bahan baku mineral di Babel yang terdiri dari monasit diperkirakan jumlahnya 180.323 ton, xenotim diperkirakan jumlahnya 21.876 ton, zircon diperkirakan jumlahnya 1.226.268 ton berdasarkan hasil penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin saat melakukn kunjungan ke pabrik pengolahan zirkon dan titanium milik PT Bersahaja. Ia mengatakan, PT Timah dan PT Bersahajah bisa melakukan kerja sama.

“Iya bahan baku banyak, tinggal logistik dari PT Timah dengan PT Bersahajah ini agar kapasitasnya bisa termanfaatkan lebih maksimal,” kata Ridwan.

Dalam rangka mempercepat proses titanium slek, Kementerian ESDM akan membantu berkordinasi dengan pihak surveyor.

“Mereka membangun smelter titanium slek itu proses dengan surveyor akan kami bantu percepat, supaya di satu sisi memang material yang diolah itu sudah sesuai dengan analisa labnya,” jelas Ridwan.

Peningkatan nilai tambah hasil tambang mineral melalui program hilirisasi dinilai masih memerlukan perhatian lebih. Kapasitas hilirisasi yang masih rendah di dalam negeri membuat peningkatan nilai tambah menjadi kurang optimal.

“Kita ingin bisa lebih cepat, supaya arahan pemerintah hilirisasi dapat dilaksanakan dengan lebih baik,” ucap Ridwan.

//Menjadi Kawasan Industri Berbasis Mineral yang MajuĀ 

PT Bersahaja yang telah mempunyai pabrik pengolahan zirkon seluas 40 hektare di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Babel. Selain mengolah zircon, PT bersahaja juga mengolah titanium slek yang merupakan bahan untuk pembuatan titanium.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengatakan, PT Bersahaja jangan sampai hanya mengolah titanium menjadi sleknya saja.

“Memang awalnya menjadi titanium slek, berberapa waktu kemudian kita berharap industri produk akhir titanium bisa kita dorong untuk terbangun disini,” kata Ridwan.

Dengan luasan lahan yang dimiliki PT Bersahaja, Ridwan mengharapkan kawasannya bisa mendukung Babel yang memiliki bahan baku mineral yang sangat melimpah.

“Ini kawasan industri sudah disiapkan dan kawasannya sangat luas. Saya kira Bangka Belitung ini punya bahan baku yang cukup dan dari dulu budaya disini budaya tambang dan mineral,” ucap Ridwan.

Ditambahkannya, sudah banyak sektor yang mendukung untuk Babel bisa menjadi Kawasan Industri berbasis mineral yang maju.

“Jadi saya kira kapasitas SDM dan visi pemerintah dan masyarakatnya juga bagus saya harap Bangka Belitung bisa menjadi kawasan industri berbasis mineral yang maju. Saya rasa Bangka Belitung bisa,” tambahnya.(ril)