Harga Sembako Melonjak Tajam, Dana Insentif Belasan Miliar dari Pusat Masih Mengendap di Kas Daerah Bangka Selatan

OPERASI pasar murah tengah di nanti-nantikan masyarakat Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Mengingat, harga kebutuhan pokok kian melonjak jelang ramadan 1445 H.
Mirisnya, Pemkab Bangka Selatan hingga kini belum menganggarkan untuk kegiatan operasi pasar murah di saat masyarakat menjerit menghadapi kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok atau sembako yang tidak seirama dengan pendapatan masyarakat.
Mirisnya lagi, kondisi ini sangat disayangkan, mengingat saat sejumlah daerah gencar melakukan kegiatan operasi pasar dari dana insentif pengendalian inflasi. Namun, di Kabupaten Bangka Selatan dana insentif pengendalian inflasi belum dimanfaatkan untuk kegiatan yang memberikan manfaat langsung ke masyarakat seperti operasi pasar dengan memberikan subsidi harga untuk menjaga daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang konsumsi.
Diketahui, Pemkab Bangka Selatan memiliki anggaran dana insentif pengendalian inflansi dari Kementerian Kuangan (Kemenkeu) senilai Rp 11.831.043.000.
Dana belasan miliar tersebut disalurkan Kemenkeu pada akhir tahun 2023 lalu. Semestinya dana ini dilaksanakan untuk kegiatan operasi pasar murah secara masif, guna menjaga kenaikan inflasi dan daya beli masyarakat akibat naiknya sejumlah kebutuhan pokok.
Baca Juga : Emak-Emak di Toboali Kecewa Dengan Pemkab Bangka Selatan
Dana tersebut hingga kini masih mengendap di kas daerah. Hal itu sebagaimana diakui Kepala Badan Keuangan Daerah, Agus Pratomo, belum lama ini.
Patut diduga dana belasan miliar tersebut digunakan untuk keperluan belanja lain yang tidak ada kaitan untuk mengendalikan kenaikan harga barang konsumsi masyarakat.


