Penulis : Gusnia, S.Pd (Guru SD Muhammadiyah Toboali)

MENURUT salah satu media nasional. Siswa atau peserta didik merupakan mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.

Tujuannya tidaklah lain untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.

Siswa atau murid adalah seorang yang memiliki keunikan. Dimana letak dari keunikan itu terdapat pada minat dan bakat yang mereka miliki masing-masing. Sesuai kualitas dengan kelebihan dan kekurangan mereka, sehingga kita sebagai guru dan orang tua tidak berhak memberi penilaian terlalu dini terhadap kualitas anak tersebut.

Dalam memberikan suatu pendidikan kepada siswa. Kita harus menyampaikan dengan rasa menghormati kepada mereka karena mereka dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Maka dengan penyampaian tersebut mereka akan memiliki rasa kenyamanan ketika berada di lingkungan kelas. Dan tentunya mereka akan lebih terbuka untuk menyampaikan rasa keingintahuan terhadap penjelasan yang kita sampaikan kepada mereka.

Sejatinya bahwa setiap siswa itu memiliki keterampilan dan pengetahuan dibidangnya sesuai dengan minat dan bakat anak, sehingga tidak satupun anak-anak yang tidak bisa hanya belum bisa. Maka kita tidak bisa mengatakan, bahwa siswa tersebut bodoh karena tidak ada siswa yang bodoh. Mengingat, setiap anak-anak telah memiliki keunikan masing-masing. Dimana letak keunikan itu di minat dan bakat mereka sendiri.

Oleh karenanya, sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk memperlakukan siswa dengan sikap yang dewasa dan bijaksana. Memang butuh kesabaran tinggi, rasa cinta dan positif thinking (pemikiran) selama menghadapi siswa saat proses pendidikan berlangsung.

Adapun sebaliknya guru adalah sosok yang harus dihormati, karena guru ‘role model’ (teladan) sebagai sosok figur yang dewasa, memiliki etika yang baik, menginspirasi dan memotivasi yang akan ditiru oleh siswanya. Karakter dan sikap guru yang menginspirasi adalah pendidikan penting bagi anak-anak. Nah, disinilah siswa wajib untuk menghormati guru.

Guru yang beretika dan siswa yang beretika. Itulah suasana ketika di dalam kelas dengan tutur bahasa yang baik maka menciptakan suasana pendidikan yang beretika.

Beberapa sejarah dunia tentang pendidikan, dan tokoh kelas dunia yang dulunya sempat salah terdiagnosa oleh sang gurunya.

Thomas Edison, yang terkenal sebagai penemu lampu itu pernah dipulangkan ke rumah oleh sekolahnya dengan sebuah catatan oleh gurunya, yang mengatakan bahwa ia adalah anak yang terlalu bodoh dan tidak punya harapan. Pada masa kecilnya di Amerika Serikat, Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Oleh karena itu, ibunya memberhentikannya dari sekolah dan mengajar sendiri di rumah.

Nah, selama di rumah dengan leluasa Edison kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Pada usia 12 tahun, ia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan permen di kereta api.

Sementara, Louis Pasteur yang dikenal sebagai ilmuwan asal Prancis yang berjasa besar bagi dunia kedokteran, juga sempat mendapat predikat stempel dari guru kimianya, bahwa ia merupakan siswa yang lambat belajar. Dan masih banyak lagi contoh-contoh ‘penghakiman’ terlalu dini terhadap kualitas anak yang notabene sebagai sosok ‘unik’ yang sedang belajar, ‘mencari’ dan berkembang.

Kedua tokoh ini mereka sangat beruntung memiliki lingkungan keluarga yang sangat memotivasi untuk pendidikan. Dan, bahkan memfasilitasi minat dan bakat mereka untuk mengasah bentuk pengetahuan itu sendiri.

Salah satu tokoh pendidikan di Indonesia sekaligus pendiri beberapa Universitas di Indonesia, Soegarda Poerbakawatja menjelaskan pengertian etika adalah sebuah filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan. Cabang ilmu filsafat memandang etika adalah bagian dari nilai-nilai, norma, dan akhlak.

Dengan suasana kelas dengan guru dan siswa yang beretika maka akan terbentuk lingkungan yang baik dan susana yang nyaman tentunya pendidikan yang disampaikan oleh guru pun menjadi mudah dipahami.(***)