PERUSAHAAN pertambangan (PT Timah) bersama Dinas Sosial (Dinsos) bergerak cepat dalam menyalurkan sejumlah bantuan untuk warga yang terdampak musibah bencana angin puting beliung yang terjadi di Lingkungan Kelurahan Gajah Mada dan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Minggu (3/11/2024).
Anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID PT Timah menyalurkan bantuan pangan untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak pasca bencana, Senin (4/11).
Akibat dari bencana ini, puluhan rumah warga rusak. Bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, PT Timah bergotong royong menangani bencana puting beliung.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Pangkalpinang, Sunar Nugroho Adiatmoko menjelaskan pasca bencana dinasnya langsung bergerak mendirikan layanan dapur umum lapangan. Pentingnya saling berkolaborasi dalam menghadapi bencana, agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
“Kami (Pemkot Pangkalpinang_red) bersama PT Timah bergerak mendirikan layanan dapur umum lapangan. Kami berharap kolaborasi ini dapat berlangsung. Artinya, ketika bencana terjadi, kita semua harus segera bergerak untuk mengatasi masalah ini,” kata Sunar.
Sementara itu, Sekretaris RT II/RW I Gajah Mada, Kamsuri mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, termasuk kebutuhan pangan.
“Semoga permasalahan kerusakan rumah dapat segera diatasi sehingga warga tidak lagi terpapar cuaca buruk,” ujar Kamsuri.
Senada, Khadijah Ketua RT 009/RW III Pintu Air berharap agar bantuan yang diterima warganya dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.
“Semoga PT Timah terus sukses dan semakin berkontribusi dalam membantu masyarakat saat bencana,” ucap Khadijah.
Saat ini, warga setempat bersama Pemkot Pangkalpinang dan PT Timah berupaya bergotong royong untuk memperbaiki dampak dari bencana angin puting beliung.
Salah satu warga terdampak bencana Mardiana, berharap perbaikan rumah dapat segera dilakukan.
“Kami berharap mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumah, karena ini adalah tempat kami berteduh,” tutur Mardiana.
