ROSMAN Djohan Institut (RDI) hingga kini terus menggencarkan program kuliah gratis, khususnya untuk generasi muda di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan handal sehingga diharapkan nantinya para putra daerah dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan ke daerah serta mengembangkan potensi yang ada di tempat tinggal masing-masing.

Demikian hal ini disampaikan oleh Calon Gubernur (Cagub) Babel periode 2024-2029, Erzaldi Rosman, Sabtu (9/11).

Pasangan calon (Paslon) dengan tagline BERAMAL ‘Bersama Erzaldi Rosman-Yuri Kemal’ ini telah memiliki konsep untuk menempatkan mahasiswa di desa-desa guna memaksimalkan potensi ekonomi lokal sesuai dengan produk unggulan agar dapat membantu perkembangan di desa lebih cepat.

Selain itu, lanjut paslon nomor urut 1 ini, program yang mereka canangkan tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat, desa, hingga perguruan tinggi tempat para mahasiswa menuntut ilmu.

Baca Juga : Trio Kwek Kwek Kuasai Proyek Dinas PUPR Bangka Selatan

“Bagi desa tentu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Erzaldi.

“Begitu pula bagi mahasiswa itu sendiri, dapat menambah pengalaman langsung di lapangan, meningkatkan keterampilan sosial dan profesional. Dan bagi perguruan tinggi dapat membuktikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat,” jelasnya.

Terdapat enam langkah strategis yang telah dirangkum oleh Erzaldi-Yuri dalam merealisasikan program besar tersebut.

Pertama, identifikasi potensi desa, pemetaan produk unggulan desa, melakukan survei untuk mengidentifikasi produk unggulan atau potensi ekonomi desa (misalnya, kerajinan, hasil pertanian, wisata atau budaya lokal). Analisis SWOT yakni analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari produk unggulan tersebut.

Kedua, pemilihan mahasiswa, pilihan mahasiswa sesuai dengan kebutuhan desa, misalnya mahasiswa ekonomi, pertanian, pariwisata atau teknologi informasi. Pertimbangkan kombinasi lintas jurusan agar program lebih komprehensif.

Ketiga, pelatihan mahasiswa, memberikan pelatihan kepada mahasiswa tentang pendekatan pembangunan desa, kewirausahaan, pemasaran dan teknologi. Pastikan mahasiswa memahami budaya lokal agar interaksi dengan masyarakat lebih efektif.

Keempat, implementasi program, pendampingan usaha lokal, mahasiswa membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas produk unggulan desa seperti pengolahan hasil panen atau inovasi produk kerajinan. Pelatihan digitalisasi, edukasi masyarakat tentang pemasaran digital, e-commerce dan penggunaan media sosial untuk memperluas pasar. Peningkatan infrastruktur ekonomi, bantu desa dalam menyusun rencana pembangunan ekonomi jangka panjang seperti menciptakan koperasi atau kelompok usaha bersama.

Kelima, edukasi dan keberlanjutan, pendidikan masyarakat, memberikan pelatihan langsung kepada masyarakat seperti cara meningkatkan efisiensi produksi atau diversifikasi produk. Penguatan kelembagaan desa, memperkuat peran BUMDes atau lembaga lokal lainnya agar program tetap berjalan setelah mahasiswa selesai bertugas.

Keenam, monitoring dan evaluasi, melakuka evaluasi secara berkala terhadap keberhasilan program. Dokumentasikan proses dan hasilnya sebagai laporan untuk digunakan pada program serupa di masa depan.

“Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah desa, perguruan tinggi dan masyarakat, program ini dapat menciptakan dampak yang signifikan dan berkelanjutan,” tegas Erzaldi. Baca Juga : Pelabuhan Sadai Milik Pemkab Basel Jadi Pelabuhan Penyelundupan Timah antar Pulau