يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS: Al baqarah : 183)

Ikhwah fillah yang Allah sayangi, tujuan berpuasa yang Allah mau adalah agar kita bertaqwa.

Lalu apa itu taqwa?

Baik kita akan cek definisi taqwa dalam surah Ali-Imran ayat 133-135
وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏ ١٣٣

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (Ali-Imran ayat 133).

Baik kita masuk ke surah Ali-Imran ayat 134-135, siapakah orang yang bertaqwa yang di sebutkan Allah itu?

1. الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit (Ali-Imran ayat 134).
Ciri-ciri orang bertaqwa mudah berbagi, baik di waktu lapang maupun sempit.

2. وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ
dan orang-orang yang menahan amarahnya (Ali-Imran ayat 134).
Orang kalau puasa Ramadannya lulus, setelah puasa Ramadan akan lebih tenang dan bijaksana.

3. وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ
dan memaafkan (kesalahan) orang lain (Ali-Imran ayat 134).
Ini yang membuat ikhwah fillah berbeda dengan orang lain, apa itu? Yaitu mudah memaafkan, mengapa mudah memaafkan menjadi barometer berhasilnya berpuasa? karena banyak orang sudah benar amal salehnya sudah rajin dan produktif tetapi hatinya masih menyimpan dendam.

Nah, ikhwah fillah Ramadan kali ini melatih kita untuk memaafkan kesalahan orang lain (muslim/non muslim). Memang tidak mudah, tapi berusahalah untuk memaafkan orang lain, karena dendam ini yang menggeroti amal saleh kita.

4. وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ
Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (Ali-Imran ayat 134).
Berbuat baik itu apa? Dia punya kesempatan untuk balas dendam tapi masih memaafkan itu namanya muhsinin, berbuat baik kepada orang yang jahat sama kita itu muhsinin, jangan bosan menjadi orang baik ikhwah fillah.

5. وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُۗ
Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? (Ali-Imran ayat 135).

Berbuat keji atau menzalimi diri sendiri adalah melakukan sesuatu yang tidak baik untuk dirinya sendiri, seperti dia sudah tahu berjudi itu merugikan dirinya tapi dia tetap kerjakan, dia sudah tahu zina membuatnya terpuruk tapi tetap dia kerjakan.

Ikhwah fillah barometer puasa Ramadan kita berhasil dalam Ali-Imran ayat 135 adalah mudah mengiat Allah, mudah meminta ampun kepada Allah. Orang yang puasa Ramadannya berhasil apabila dia membuat kemaksiatan atau mendzalimi dirinya sendiri dia langsung ingat Allah, minta ampun kepada Allah dan apabila salah ke manusia dia langsung minta maaf.

6. وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahuinya. (Ali-Imran ayat 135).

Ikhwah fillah kita pernah salah tapi ingin saleh, jangan ulangi lagi kesalahan kita terdahulu karena berhasilnya puasa Ramadan kita yaitu tidak mengulangi perbuatan dosa kita terdahulu.

(Penulis : Anggi Agafi, S, Pd, Kepala SDIT Alam Cahaya)