Cegah Heat Stroke saat Puncak Ibadah Haji di Armuzna, Ini Tips Sehatnya
Pada saat pelaksanaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) adalah masa yang paling dinanti, namun juga paling menantang. Dengan jutaan jemaah berkumpul di satu tempat, haji adalah aktivitas ibadah yang memerlukan energi besar, serta suhu udara ekstrem di Tanah Suci yang kerap mencapai titik tertingginya, risiko heat stroke atau serangan panas menjadi ancaman serius.
“Heat stroke merupakan situasi kedaruratan yang dapat mengancam jiwa, jika tidak ditangani dengan cepat. Heat stroke terjadi ketika suhu udara tinggi dan tubuh tidak lagi mampu mengontrol suhunya sendiri sehingga menyebabkan suhu inti tubuh meningkat drastis mencapai di atas 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo.
BACA JUGA : Kenali Tanda-tanda Masalah Kesehatan Jiwa Jemaah Haji di Tanah Suci
Menurut Liliek, kondisi ini dapat merusak otak, jantung, ginjal dan otot. Gejala umum meliputi:
1. Suhu tubuh yang sangat tinggi,
2. Kulit panas, merah, dan kering (atau terkadang lembap jika masih ada keringat),
3. Sakit kepala berdenyut,
4. Pusing dan kebingungan,
5. Mual dan muntah,
6. Denyut nadi cepat dan kuat,
7. Hilang kesadaran atau kejang.
Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Agama terus-menerus mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya.
BACA JUGA : Hari Raya Iduladha 6 Juni 2025
“Kami tak bosan-bosan mengimbau agar para jemaah menjaga kesehatannya, diatur minum air putih/zamzamnya hingga mencapai 2 liter dan cegah dehidrasi dengan rutin minum oralit. Bagi jemaah yang mempunyai riwayat penyakit komorbid harap selalu menyediakan obat-obatannya di tas kecil yang selalu dibawa,” jelas Liliek.
Dijelaskannya, bahwa para jemaah dapat melakukan berbagai upaya pencegahan heat stroke dengan:



