UMAT Islam telah memasuki bulan Sya’ban 1446 H sejak Jumat (31/1/2025). Artinya, pada Kamis (13/2) malam, umat Islam akan memperingati malam Nisfu Sya’ban, salah satu malam yang penting bagi umat Islam. Hal ini karena pada malam tersebut dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.

Ustaz Hengki Ferdiansyah menjelaskan, bahwa terdapat banyak ibadah yang bisa dilakukan pada bulan Sya’ban, termasuk malam Nisfu Sya’ban di dalamnya, yang merupakan salah satu cara Nabi Muhammad memuliakan bulan kedelapan hijriah ini.

“Di antara bulan yang dimuliakan Rasul itu adalah Sya’ban. Beliau memuliakannya dengan memperbanyak ibadah, seperti puasa dan ibadah lainnya,” kata Ustaz Hengki, Selasa (11/2).

Baca Juga : Resmi Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1446 H pada 1 Maret 2025, 1 Syawal 31 Maret

Umat Islam terbiasa memperingati malam pertengahan bulan Sya’ban ini dengan berkumpul sembari beribadah dan melakukan hal positif lainnya. Setidaknya, Ustaz Hengki menjelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban bisa diisi dengan Salat Isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan Salat Subuh yang juga dengan berjamaah. Penjelasan itu ia kutip dari kitab Qalyubi wa Umairah.

“Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idulfitri dan Iduladha, dengan berzikir dan salat, khususnya salat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan Salat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk Salat Subuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam Nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan,” ujar Ustaz Hengki, menerjemahkan kitab tersebut.

Ustaz Hengki mengungkapkan bahwa pandangan di atas mengenai keutamaan malam Nisfu Sya’ban diperkuat dengan sejumlah hadis di antaranya yang diriwayatkan Ibnu Hibban.

“Allah memperhatikan makhluknya pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang kafir dan orang yang bermusuhan,” jelasnya.

Ustaz Hengki menerangkan bahwa hadis riwayat Ibnu Hibban ini juga banyak disampaikan oleh perawi hadis lainnya, meskipun dengan redaksi dan silsilah sanad yang berbeda. Sejumlah ulama menyebut sebagian hadis tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban dlaif. Namun, Ustaz Hengki menekankan bahwa kedlaifan hadis itu tidak berati berujung pada larangan untuk merayakan malam Nisfu Sya’ban dengan beribadah. Sebab, mayoritas ulama membolehkan pengamalan hadis dhaif untuk fadhail a’mal.

“Dengan demikian, pada saat malam Nisfu Sya’ban nanti, mari kita perbanyak ibadah, doa, dan minta ampunan pada Allah, sebab di malam itu Allah akan menjawab doa hamba-hambanya,” tuturnya.

Sementara itu, Ustaz Faruq Hamdi menjelaskan bahwa di antara amalan lain yang dilakukan pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali yang dilanjutkan dengan berdoa. Hal ini lazim dan menjadi tradisi yang sudah berkembang di Nusantara ini.

Demikian ia jelaskan dalam artikelnya berjudul Seputar Amalan dan Keutamaan Bulan Sya’ban.

Selain itu, Ustaz Faruq juga menjelaskan bahwa doa pada malam Nisfu Sya’ban tidak mungkin tertolak. Hal ini sebagaimana dinyatakan secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami, Imam ‘Asakir, dan Al-Baihaqy.

“Ada lima malam di mana doa tidak tertolak pada malam-malam tersebut, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya‘ban, malam Jumat, malam Idulfitri, dan malam Iduladha,” kata Ustaz Faruq. (Sumbernu.or.id)