Agar Hidup Bernilai Ibadah
SEBAGAI seorang muslim, kita meyakini bahwa Allah SWT tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah menyembah kepadaNya. Para ulama kemudian mendefiniskan ibadah sebagai bentuk pengabdian dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Tak hanya berhenti di situ, pengabdian yang dilakukan ini desertai dengan niat tulus dan sesuai dengan aturannya, serta mencontoh teladan dari Rasulullah SAW. Pada dasarnya setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT, baik yang ibadah wajib maupun ibadah sunah itu, mengandung makna merendah diri secara khusyu’ dan khudu’. Karena esensi cinta itu sesungguhnya adalah pengabdian dan pengorbanan secara tulus, ikhlas.
Kedalaman dan kesempurnaan cinta itu hanya patut diberikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecintaan pada selain Allah harus diletakkan dan diposisikan dibawah kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya.
Kita sepatutnya menyadari bahwa setiap perbuatan kita, entah itu baik, buruk tidak menimbulkan pengaruh dan akibat apapun bagi Allah. Dibalik itu akan kembali dan diperhitungkan kepada diri sendiri. Sebagaimana firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri”. (Qs.Fushilat : 46 )
Berikut beberapa tips agar setiap aktivitas kehidupan kita bisa bernilai ibadah :
Pertama : Menata niat dengan benar.
Setiap aktivitas kehidupan kita harus disertai niat yang benar, tulus, ikhlas. Sesuai dengan apa yang diperintah oleh Sang Pencipta seperti makan, minum agar bernilai ibadah maka harus disertai niat bahwa dengan lantaran makan dan minum itu tubuh menjadi sehat dan kuat. Sehingga bisa optimal beribadah kepada Allah.
Kedua : Selalu ingat Allah
Aktivitas/usaha yang dilakukan itu hendaknya dengan mengingat akan kebesaran Allah SWT, dan slalu mengharapkan ridanya.
Ketiga : Lakukan Kegiatan yang diperbolehkan
Pastikan bahwa aktivitas yang dilakukan itu bukanlah hal yang dilarang oleh syar’i at Islam. Khususnya, beraktivitas pada hal-hal yang dilarang dalam agama itu, bukanlah termasuk ibadah walaupun diniati mencari nafkah untuk keluarga seperti berbuat judi, perdagangan minuman keras, melakukan transaksi riba, dan masih banyak lagi yang dilarang dalam Islam, itu semua adalah kemaksiatan dan kedurhakaan yang dilarang Allah.
Keempat: Dilandasi Keikhlasan
Orang yang melakukan pekerjaan dengan ikhlas, dia tak mengharap balasan, pujian dari manusia. Dia pun tak akan sakit hati bila tak ada yang mengapresiasinya atau bahkan kalau ada yang mencainya sekalipun. Ia hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT semata. Saat keikhlasan telah menjadi bingkai dari aktivitas yang kita lakukan, maka tak akan kita merasakan bosan apalagi putus asa untuk melakukan ibadah.
Kelima: Bersungguh-sungguh dalam melakukan
Setiap pekerjaan dan usaha yang dilakukan baiknya dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dengan tetap menjaga etikanya. Teliti dan hati-hati dalam bekerja adalah cerminan cara kerja orang muslim yang diajarkan oleh Rasulullah. Sikap teliti dan hati hati dalam melakukan ini dikenal dengan kata “profesional” Allah sangat menyukai seseorang yang bekerja dengan bersungguh-sungguh, teliti, dan senantiasa berhati-hati.
Adapun mereka yang suka bermalas-malasan itu adalah terlihat buruk bagi Allah, dan manusia.
Rasulullah SAW. Bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya:
“sesungguhnya Allah menyukai seseorang diantara kamu yang ketika mengerjakan suatu perkara, dilakukan dengan tekun dan teliti”. (HR. imam Baihaqi).
Demikian beberapa kiat agar setiap aktivitas kehidupan yang kita kerjakan dinilai sebagai ibadah. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk senantiasa mendekat kepadanya dan menggapai ridanya dan cintanya.
(Penulis : Puput Munawaroh, Fasiilitator SDIT Alam Cahaya)